Sabtu, 25 April 2009

Agustus

Sebuah Kisah lalu, Sebuah Catatan Lama


Kulihat, ia kulihat sangat dekat.. Tak begitu jauh jarak biar pun ada.. Kenapa, kenapa jika semuanya menjadi yang sakit seperti ini..? Kukira aku telah mampu menatapnya menjadi yang lalu.. Namun sayang tak sedikit pun hal kutemukan berbeda, ternyata aku masihlah sama, ternyata aku masih menyimpan apa yang kuanggap kecil.. Sekarang, semuanya menjadi keanehan saat kubuka mata lebih lebar, ternyata tak ada ruang yang tak ada dirinya.. Ternyata jauh sebelum pertemuan ini, aku telah meresapinya dalam semua bahasa di nadi hidupku...


Jelas, apakah memang telah sangat jelas dengan apa yang terlukis disana..? Ternyata tak sungguh ada untuk beranjak, aku masihlah hidup dimasa lalu, dimana kata penyesalan itu berawal.. Tak banyak kata, terlalu kaku dan memang aku ada dalam kekakuan itu. Sepi, dalam sepi itu kupikir aku telah kuat, telah mampu untuk menatapnya hanya sebagai 'kisah', dan takan pernah lebih dari itu.. Kukira aku hidup dalam nyata yang memang nyata, namun ternyata aku masih bermimpi saat menatapnya dengan hasrat yang masih sama. Aku tak pernah menemukan bahasa yang bisa ia dengar. aku hilang seiring keraguan itu merayap masuk dalam setiap pori hidupku.


Andai, dalam pengandaian yang tak pernah berubah, dalam kalimat yang semakin tak kumengerti.. Dimanakah aku sekarang, apakah semuanya hanya untuk mengajariku penyesalan yang bodoh? Entahlah.. Jika saja ‘dinding’ itu berpintu, jika saja semua hal mudah untuk disentuh, jika saja harapanku tak sungguh lusuh, jika…….. dan jika-jika lainnya…… yang tak pernah berbatas.


Detik ini, dalam detik yang tak pernah beranjak, aku ingin menangis, tapi sayang aku tak bisa menangis, karena air itu tak lagi ada, kering dalam perandaian yang hanya andai..

Tidak ada komentar: