Minggu, 10 Mei 2009

Terkasih

Untuk yang Terkasih.


Buih dilautan mulai mengering sekarang. Semuanya telah menjadi yang suram, hutan-hutan tak lagi indah untuk didongengkan, semuanya telah mati sayang, global warming katanya. Dan kamu masih saja menangis sayang, masih saja meratapi luka lama yang telah tertinggal, sepertinya hatimu memang tak beranjak dari ratapan itu.


Diantara pengapnya nafas yang engkau rasakan, kamu yang masih saja bertanya tentang sepi, tentang dinginnya udara malammu yang sendiri, biarlah semuanya berlalu barang sesaat saja sayang, biarkan paru-parumu merasakan kepuasan dari segarnya udara yang alam beri, dipagi hari. Embun-embun di kala pagi itu akan terus mengitari rumahmu, mencoba untuk sedikit membuat basah dedaunan yang kering seiring kemarau yang datang diduniamu, walau sebenarnya sekarang masihlah musim hujan sayang.


Cinta, dalam kata itu selalu saja mencari jawab yang rasional, yang bisa dimengerti dan mungkin bisa memuaskan rasa sakit yang timbul, hingga perih itu berhenti meremukan hati yang masih tersisa. Alam bergerak maju, lembut seperti lembutnya angin yang kita sebut sepoi. Jadi, maukah engkau berhenti sesaat saja, melihat rasa sakit dari satu sisi yang berbeda, karena mungkin engkau bisa tersenyum sekali lagi. Sayang, Tuhan tak bermaksud menyakitimu hatimu saat Ia memutuskan ‘dia’ pergi dari hidupmu, bukannya semua orang akan mendapatkan beberapa hal yang menyakitkan dalam hidupnya? Bukan untuk dikutuk, karena bagaimanapun juga setengah dari kehidupan kita hanya berisi “gurauan” Tuhan, sebuah gurauan yang mengajari kita tersenyum, walau sesekali hanya bisa tersenyum kaku.


Sudah, rasanya sudah banyak hal kukatakan padamu. Bukan untuk menunjukan bahwa aku hebat dan kuat. Hanya saja aku tak ingin engkau lebih lama menangis dan menatap pintu-pintu yang tak lagi engkau yakini, engkau berkata jika harapan itu telah menghilang seperti halnya awan-awan yang terbawa angin. Ya, semuanya tak ada lagi untuk dirindu, semuanya telah berubah. Jadi sayang maukan engkau berkata pada hidupmu jika engkau lelah menangis dan sudah saatnya bergerak, terlebih lagi waktu takan pernah berhenti hanya karena mata itu engkau tutup. Sayang, mungkin hanya ini yang bisa kulakukan untukmu, karena memang hanya itu yang bisa terlalukan. Sayang, semoga kamu bisa bahagia kelak. ^_^

1 komentar:

Dhee_ant aO mengatakan...

huwaaaaaaa........nice papi.....

"aku tau apa yang kamu mau....
tapi aku tak pernah tau apa yang aku mau
atau apa yang Tuhan mau dari aku..."