Rabu, 10 Desember 2008

Hope

Absolute Hope

Kukembali, kukembali pada masa itu dimulai..

Kuingat, dilantai dan dinding-dinding itu kusimpan kebisuan tentang hati yang merasakannya, memimpikannya dan merindunya dalam semua aliran dikehidupanku..

Tersenyum, aku selalu tersenyum, saat puas rindu itu kurasakan. Menatapnya begitu dekat, sangat dekat, mungkin tangan ini mampu untuk mencapainya. Namun hati ini ragu untuk dapat kulangkahkan padanya. Apakah ia sangat mewah, indah dan istimewa, hingga aku terasa lancang jika mengucapa kata “Cinta”? Atau aku telah kalah, aku pecundang, saat kujumpai hadirnya dirindu pula oleh seorang temanku.?

Memang sekarang semuanya telah asing, karena tak pernah ada lagi, hilang tegulung oleh masa lalu. Tak kulihat lagi ia yang membuat kopi panas di gelas itu, atau pun tak kujumpai ia yang sedang membaca buku bersampul hitam itu. Langkahnya asing, telah menjadi asing untukku sekarang. Tak ada hadir yang mungkin bisa membasuh rinduku seperti dulu, dirumah itu.

Pernah kumenyapanya, menanyakan kabarnya, karena sebuah rindu yang tak biasa kuajak diam untuk menunggu. Menunggu untuk waktu yang sebenarnya tak kuyakini akan adanya kapan. Menyapanya, namun tak ada kata kerinduan yang jelas, hanya sapa dari seorang teman, seorang teman yang tak bisa menyatakan kesungguhan harapan pada orang yang ia cintai. Selesai, dan Tamat……..

Tidak ada komentar: