Jumat, 19 Juni 2009

kamu

Yang Entah Siapa..


Kamu. Yang entah siapa. Sesekali kulihat dalam lintasan yang sangat cepat. Karena gerak, karena bergerak kamu cepat menghilang.


Penggalan kisah lama, tentang sebuah warna yang mungkin tak sengaja lewat. Penuh pesona karena memang jarang yang sepertimu ada. Membungkus keindahan dengan balutan kain yang jauh dari kata “ketat”, karena semuanya lebar, karena semuanya panjang, dan karena semuanya menutupi apa yang menurutmu harus di tutup. Wajib.


Sering kulihat kamu mengenakan hijab yang gelap, mungkin karena yang seperti itu lebih dianjurkan karena jauh dari berlebih-lebihan. Lurus dan kadang tanpa motif, jikapun ada hanya motif garis lurus yang ala kadarnya. Namun kamu tetap indah, tetap menawan dengan serba yang tak mewah itu.


Pernah kulihat kamu dari dekat, saat dimana kamu baru beberapa kali kulihat. Hanya diam, dalam diam yang penuh rasa heran tentang kamu yang mengingatkanku akan seorang teman, mirip walau tak sama. Indah dan ada yang terpancar dari dalam, entah apa itu. Yang pasti wajahmu lembut bagaikan guratan garis yang paling sempurna yang pernah kulihat, ah maklum yang menggambarmu adalah Yang Maha Sempurna.


Suatu ketika kamu pernah berjalan melewatiku yang sedang duduk bersama teman-temanku. Waktu itu, waktu dimana gurauan adalah sesuatu yang sangat penting karena kami mulai jatuh dalam kesuntukan yang akut. Kamu berjalan, terbungkus hijab berwarna putih yang dihiasai motif bunga berwarna biru. Awalnya ragu karena kamu tahu jika jalan yang akan engkau lewati berisi manusia-manusia yang memang mencurigakan. Terang saja seorang temanku menggodamu, karena ia pun tahu engkau memang “berbeda”, namun sayang wajahmu berubah menjadi yang masam hanya karena sebuah salam yang engkau jawab dengan ikhlas yang tanggung. Namun seseorang temanku yang lain, yang duduk tepat disebelahku berbisik, “jika yang seperti dialah keinginanku ada”. Kalimat yang singkat, namun kutahu maknanya.


Waktu berjalan. Dan aku pun harus berhenti untuk selalu setia memandangimu yang kadang terlihat tak ingin kupandang. Semuanya selesai saat kampus yang telah kukenal tiap perseginya harus kutinggalkan. Aku lulus dan aku harus meninggalkan apa yang ada disana.


Dan tentangmu. Di sebelah timur gedung Fakultasku kulihat kamu untuk yang terakhir. Memakai hijab berwarna biru tua dan tak lupa menundukan kepala saat kamu merasa aku memandangmu lurus. Ah, terakhir dan menjadi dongeng sekali lagi.


Kamu, yang entah siapa..

Tidak ada komentar: