Jumat, 05 Juni 2009

nodame

RMS, tapi tentang sebuah nama..


Adeku, yang seminggu kemarin mempresentasikan karya Tulisnya Di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dan kemarin, Selasa tepatnya.. mengabari padaku jikalau ia tak juara 1 namun juara 3.. Alahamdulillah. Setidaknya juara..


Namanya Rhy, anak Aceh yang kuliah di Jurusan Komunikasi Unisba Bandung. Tak sangat kenal karena kami memang jarang sekali berbincang, bisa di bilang dalam satu bulan saja kami hanya bisa bersapa ria sehari, salah beberapa jam saja. Maklum karena kami tak lagi seintens dulu dalam bersapa, terlebih lagi sejak ia tak lagi sendiri. Dan aku pun tak pernah merayunya lagi, terlebih lagi ia terlalu menjaga jarak dengan kata gombal dan mendayu-dayu, bukanya tak suka.. Hanya risih kalau terlalu banyak.


Dia, yang suaranya entah secerah apa.. Aku bertemu denganya pada bulan Agustus tahun 2008, pertengahan bulan, lebih tepatnya lagi tanggal 16 Agustus. Namun sampai sekarang aku tidak ingat dari mana aku menemukan alamat Frendsternya, yang kuingat hanya sebuah keisengan yang mana aku sering sekali mengomentari Shoutout orang. Dan ternyata ia balas comentku itu, maka jadilah kami saling berbalas pesan.


Bahasan awal yang kami bahas itu bagaimana menulis yang baik dan benar, namun sepertinya sampai sekarang caraku menulis belum benar-benar, masih berantakan. Awal kami berbincang itu ia bercerita jika esok ia ingin menjadi seorang editor. Yup, sebuah impian yang dirasa bisa menyenangkan bagi mereka yang hobi menulis. Dan kalau boleh jujur, salah satu tulisan yang ada di blogku terinsipirasi tulisan yang ada diblog Frendster adeku ini, bukan plagiat ceritanya, hanya gaya cerita yang tercermin tentang cinta masa lalunya. Mungkin.


Pada bulan puasa tahun lalu, entah jam berapa.. Kebiasaanku adalah duduk-duduk di depan layer monitor Warnet. Internetan. Kami saling balas pesan lewat Frendster, hingga salah satunya tumbang, tidur duluan. Namun dari obrolan yang singkat itu aku cukup bisa tertawa mendengar kekesalanya yang tak tertahankan gara-gara seorang sepupunya malah membuat onar di kamar tidurnya, dimana ia yang saat itu sangat mengantuk. Tapi akhirnya tidur juga, namun sayang sangat sebentar karena ia harus bangun untuk sahur..


Karena dirasa obrolan lewat Frendster kurang efisien, dimana tiap balasan memakan waktu untuk menunggu yang tidaklah sebentar. Akhirnya kutanyakan padanya “ punya YM?“. Dan Alhamdulillah ada, jadi setidaknya kami bisa bercakap langsung, dan banyak hal yang bisa kami obrolkan.. Namun tetap sama, intensitas YM pun tak terlalu sering karena jam aktif kami jarang yang sama..


Pada hari raya Idul Fitri ada seseorang yang mengucapkan “Selamar Lebaran“, namun karena nomer itu tak ada di playlistku dan hanya menyebutkan nama “sarah“.. Coba Kutanyakan pada yang mengirim pesan, dan ternyata itu nomer Hp adeku itu. Namun walau telah memiliki nomer Hp’nya tetap saja aku jarang berbincang dengannya, kadang-kadang dan sangat jarang, mungkin diwaktu yang terasa sepi baru aku menyapanya. Dan tentang bahasan, sedikit merayu namun tetap saja tak mempan.


Ada sebuah kalimat yang masih kuingat jelas dan itu datangnya dari adeku itu, mungkin di hari itu terasa sekali kalau ada yang menusuk-nusukku. Aku Cemburu buta. Waktu itu ia bertanya tentang deskripsi cinta, dan seperti biasa kujawab pertannyaanya dengan sangat filosofis dan mendalam. Sayangnya apa yang kujawab tak menyentuh dan jauh dari apa yang ia inginkan. Mungkin. Kemudian ia berkata “Jika cinta adalah kamu”. Inilah kata yang sederhana namun sangat indah, gombal tepatnya. Ia berkata jika ada seorang laki-laki yang ia kenal, sebenarnya laki-laki itu lebih sering membuatnya jengkel karena selalu saja bersebrangan dengannya. Lelaki itu kakak teman kuliahnya, dan sudah ia kenal dari zaman SMA dulu, terlebih lagi sekarang satu Almamater.


Beberapa minggu kemudian, entah hari dan tanggal berapa. Suatu ketika dan entah setan apa yang mengganggu, ia marah karena balasan pesan yang kukirimkan padanya. Awalnya kami damai dalam bermain chating, dan entah karena ia yang sedang sensi di sore itu, ia langsung berkata kalau ia tak ingin lagi mengenalku. Sumpah aku terkejut, kukira itu hanyalah gurauan, karena bagaimanapun kami sering bergurau, terlebih lagi gurauanya ke aku cenderung Sarkasme, tapi karena gurauan yang aku cuman tertawa tiap dia bilang “ jelek mandi sana!“. Perang dingin berlangsung beberapa hari, dua hari saja tepatnya, namun dalam dua hari itu pikiranku berantakan total, kacau, bahasa lebih dramatisnya Chaos. Hingga tanpa sadar pengatku itu menular ke obrolan dengan temanku yang lain, temanku sampai berkata “tumben malam ini tenang sekali?“.


Hari minggu siang, entah pukul berapa, tanpa kukira dan kuramalkan ia mengirimiku pesan lewat YM yang sengaaja kuaktifkan karena sedang mencari teman untuk berbincang-bincang. Alhamdulillah ia minta perang dingin itu diakhiri, dan ia mengucap maaf jika ia yang memulai mengangkat bendera perang. Namun itu tak kupedulikan, yang kupedulikan hanya rasa syukur jika akhirnya aku tak kehilangan seorang teman, maklum duniaku sedikit terisi manusia.


Dan hari itu, di bulan November saat rasa suntuk mulai lancar menjalar dan membuatku mengirimkan pesan singkat padanya, siapa tahu ia mau kuajak berbincang guna sedikit membunuh waktu yang sebenarnya tak bisa di bunuh. Malam itu, malam minggu tepatnya, ia bercerita jika di Bandung sana sedang hujan dan malam itu ia hanya bertemankan guling dan bantal-bantal. Dan, suatu ketika pesanku lama ia balas, ternyata ada seseorang yang datang di malam minggunya. Mahkluk yang bernama laki-laki, dengan membawa setangkai mawar ia berikan pada gadis yang ia harapkan dan ia sayangi, sambil berkata “Semoga tak berakhir di tempat sampah“. Dan adeku ini, hanya termangu memandangi tontonan yang katanya “so sweet“. Bagaimana tidak di katakan seperti itu, berhujan ria dengan niat yang mungkin nekat, dan dengan setangkai mawar sebagai tanda cinta ia berikan pada sang calon kekasih. KEREN.


Sebulan kemudian, aku mulai jarang bersapa dengannya. Ah, tidak juga, hanya jarang ketemu saja. Pada suatu hari, entah malam Minggu atau malam Jum’at aku menyapanya lewat HP, menanyakan kabarnya dan tetek bengek lainya. Dan kali ini ia bersuara jika ada beberapa hal yang tak ia mengerti tentang laki-laki, maklum saja beberapa hari yang lalu ia bermasalah dengan kekasih yang pernah memberinya bunga mawar dulu kala itu. Entah kujawab apa, maklum pesan-pesan pendek itu sudah kuhapus karena keterbatasan memori HP. Singkatnya aku cuman berkata “kalian masih baru, jadi wajar kalo ada beberapa hal diantara kalian yang masih belum pas“. Dan ia bertanya bagaiaman cara membuat laki-laki kembali tersenyum kalau ternyata di suruh tertawa memang belum bisa?.. kujawab sederhana saja, teori dari seorang teman..“tanyakan beberapa hal sederhana padanya, hal-hal yang menunjukan perhatianmu padanya, misal pertanyaan ’sudah makan belum?’ atau lain sebagainya.“


Ternyata memang sedikit ingatanku tentang adeku ini. Jadi langsung saja meloncat keingatan di bulan Februari, berbincang dengannya sebentar, menanyakan kabarnya tentunya, karena bagaimanapun kami telah sangat lama tak berbincang ria. Kami berbincang tentang pekerjaan pertamaku sebagai pengawas proyek jalan dan juga tentang dia yang minta traktiran. Dua tawaran yang kuajukan, dan ternyata dilahap semua, dia memberi alasan tentang dirinya yang anak kost, dan sudah mendarah daging jikalau anak kost memang suka gratisan. Maklum 6 tahun aku juga pernah berperan menjadi anak kost, Jadi sangat mengerti nikmatnya gratisan.


Dan di bulan Maret, April perbincangan kami masihlah sama. Menanyakan kabar dan juga kegiatan masing-masing, dan tidak terlewat bercerita tentang keadaan badan yang kurang fit akibat flu. Dia menawari obat yang menurutnya efektif dan efisien, obat ini bisa di beli di Apotek dan memang cocok untuk penderita flu berkepanjangan. Yah itulah perbincangan kami yang memang tak memiliki motif, hanya berbincang sebentar dan mungkin lupa tadi berbincang tentang apa saja.


Selain tentang obat pernah kutanyakan padanya juga tentang boneka Doraemon, maklum ada seorang teman jauhku yang begitu dan sangat ingin memilikinya. Ku bertanya “apa menurut ade boneka Doraemon itu lucu?“, dan ia menjawab “kalo bonekanya gede baru lucu, kalau kecil ya lumayan“. Kubalas “apalagi gratis ya?“. Dan ia jawab sambil tertawa “tepat sekali“. Adeku ini, memang kadang kelewat jujur, jadi sangat wajar kalau ia tak suka berbelit-belit dalam berkalimat dan terlebih lagi kata rayuan yang terlalu gomabal. Tapi ingatannya tentangku tak pernah berubah, ia masih menjulukiku ‘pujangga’. Sebutan yang aneh.. Kadang bertanya “kak, sekarangkan udah gawe, gimana profesi pujangganya masih di geluti?”. “masih dong, penyaluran bakat” jawabku sambil tertawa..


Adeku, yang tanggal 28 Mei Kemarin mempresentasikan karya tulisnya. Sebuah mimpi yang masih membentang jauh dan masih ada waktu untuk menjadi yang pertama. Selasa kemarin selain memberitahukan hasil perlombaan karya tulisnya, ia juga menawariku untuk mencoba mengikuti lomba karya tulis, namun sayangnya aku masih malas membuat tulisan yang harus menyertakan landasan teori. Kurang bebas, melelahkan. Impianku hanya ingin bisa tulisanku kelak bisa lolos dan terpampang di rubrik Opini Kompas.


Sekian saja Tulisanku tentang saudariku yang sekarang sedang menyelesaikan tahun keduanya di Jurusan Komunikasi Unisba. Adeku yang entah siapa, dan suaranya secerah apa.. Hanya Tuhan yang tahu.. Semoga mimpi bisa didapati.. Dan rasanya jurusan Komunikasi memang cocok denganya, karena aku baru tahu jikalau ia pernah dua tahun terdampar di Informatika yang ternyata membuatnya angkat kursi, entah karena apa aku tak tahu, mungkin karena Integral dan si Pascal.. Selamat berjuang. Menjadi apa yang di citakan..^_^


Sekian, dan sangat terima kasih untuk ingatan yang ini........

God Bless U my Little Sister..................

Tidak ada komentar: