Jumat, 12 Juni 2009

Tidur

Sleeper…….


Seorang teman pernah bertanya..

“Slepeer itu artinya apa?”

“Pemimpi”

“loh kok pemimpi, bukanya pemimpi itu Dreamer?”

“Orang yang suka tidurkan pemimpi bro. karena takut melihat kenyataan maka orang akan lebih suka tidur. Lebih sederhananya coba lari dari kenyataan, dengan tidur dan bermimpi kita bisa melakukan dan merasakan hal-hal yang tak bisa disentuh di alam nyata, . Jadi orang yang lebih suka tidur bukanya itu pemimpi.?”

”Oh, gitu ya.?”

“yoi bro ^_^”


Sleeper, entah sejak kapan aku menggunakan kata itu untuk menunjukan sebuah identitas. Awal pertama aku mengenal kata ini saat aku melihat-lihat tumpukan kaset Dream Theater kepunyaan temanku, entah di album yang mana namun ada salah satu judul lagu yang berbunyi “The Miracle And The Sleeper”. Namun kata itu selintas lalu, karena dari awal memang hanya melihat-lihat.


Dan entah pada suatu ketika yang seperti apa kata-kata itu kembali kuingat. Kalau tidak salah kata itu kembali bisa kuingat kala rasa sakit mendatangkan pengapnya kesepian. Dua bulan terakhir di tahun 2007, masa perenungan dari suatu kejadian yang membuatku mengerang kesakitan. Sialnya kejadian itu masih bisa kuingat jelas sampai sekarang..


Sebuah perasaan pesimis datang, nyata dan sangat agresif menyerang kesadaran. Terlebih lagi saat ingatanku menjadi buas kala seseorang dari masa laluku kembali kulihat dan tersenyum kepadaku. Dia yang dulu pernah kuinginkan, namun sayang tak ada gerak sama sekali, diam dalam keegoisan yang aneh. Mungkin karena sebuah rasa sakit saat seseorang bermain dengan pengharapanku, dan itu membuatku berucap; “dia saja tak bisa kubuat percaya apa lagi ia yang dari awal berbeda”. Hah, sejak itulah perasaan pesimis makin agresif datang, benyanyi dan makin pasti menjadikanku seorang pesimiser.


Pada masa kosong itu, sesekali kucoret-coret halaman buku yang kosong, menggambar sebuah sketsa, selain menulis yang kadang tak jelas membahas apa. Setiap membuat sebuah sketsa lebih sering membayangkan sesosok mahkluk bersayap, namun tak memiliki ekspresi wajah. Datar. Ide tentang gambar sketsa ini terispirasi tokoh Dark dalam komik DNAngel. Sesosok tokoh yang sebenarnya tak ada, hanya sebuah bayangan dari sebuah keinginan yang menjadi kenyataan. Dalam sebuah dialog dia pernah berkata “aku ingin dicintai namun aku harus sadar jika aku ini tak ada, aku hanyalah bayangan dari dirimu..”.


Aku suka dengan tokoh Dark, sepi, dingin dan kesepian walau selalu bisa tertawa untuk menutupi semuanya, namun tetap saja ia kesepian. Entah karena aku memang sangat sentimentil atau bagaimana, namun terkadang sepi untukku adalah suasana yang sangat nyaman. Mungkin sudah terbiasa, karena sebagian hidupku memang berada pada lingkaran ini, dan sangat sedikit suara yang singgah.


Yah, begitulah aku. Sebenarnya tak terlalu hebat untuk diceritakan. Namun pengalaman menjadikanku seperti ini. Dan aku terkadang merasa nyaman dengan keadaan yang seperti ini. Tak terlalu repot dengan rindu karena tak selalu orang ingin ku rindu. Jadi bukanya sendiri itu lebih lepas, bebas, dan tak memiliki harapan karena berharap itu sakit, hanya merusak sepi yang telah mapan .?


Suasana-suasana yang menurutku menyenangkan adalah ketika memandangi bintang dari balkon kost’ku yang dulu, sendirian. Atau suasana pagi di gubug kecil ditengah sawah, sendiri. Memandangi hamparan hijau yang masih sepi dan berkabut, hanya ditemani suara-suara burung dan jangkrik. Sendiri kadang memang nyaman. Namun tak semua orang tahan dengan keadaan seperti ini, apa lagi kalau sepanjang hidup mereka sangat mengerti kata “bahagia”. Ini hanya keadaan seorang manusia yang harus memilih dari sedikitnya pilihan, terlebih lagi bocah kecil yang harus memilih tentang sesuatu yang menurutnya membahagiakan. Pasti ia akan menjawab “aku ingin sendiri, aku tak peduli, tolong jangan rusak masa kecilku lebih parah”.


Harapan itu sakit, terlebih lagi saat kehilangan. Mencoba untuk tak berharap, namun sayang harapan itu seperti hantu, tak terlihat namun tanpa sadar telah membuat kita berharap. Terlebih lagi harapan yang tak ada untuk diharapkan, selintas lalu namun tetap saja menyakitkan. Dulu pernah kubaca tulisan yang sangat indah, “Teruslah berharap, walau kenyataan memaksa kita untuk tak berharap”. Semoga, semoga bisa menjadi seperti itu, semoga mampu berkata kepada diri yang telah terlalu pesimis. “Semoga tak mati dalam kepesimisan”. Amin


Namun beberapa bulan ini, istilah itu makin asing, mungkin aku tak lagi bisa merasakan apa yang sering kuucap itu, aku lupa makna kata “Si Tukang Tidur” yang sebenarnya, entah karena apa…..?


Dan karena sebuah ingatan yang mulai lupa, aku mulai merindukan suasana sepi itu. Suasana tanpa rindu dan harapan, suasana yang menurutku lebih nyaman dan sangat cocok denganku. Tak harus dilihat karena memang tak ingin dilihat. Tapi apa daya ingatan itu sebagian besar telah hilang, entah kemana bersembunyinya, dan aku pun tak bisa menemukannya lagi.


Sekarang kuberjalan di wilayah yang sangat asing, semua yang kutemui disana tak kumengerti, terlebih lagi dengan nama-nama itu. Namun penggalan-penggalannya sangat berbeda dengan dulu, ini seperti sebuah fantasi yang telah sangat lama kurindu, telah sangat lama kunanti untuk datang. Pada kumpulan fiksi inilah tanpa sadar kumulai berharap, namun terkadang tak lagi yakin jika aku masih bisa berharap. Seperti yang kutulis diatas, semuanya hanyalah fantasi, sebuah fiksi yang sebenarnya bisa sangat menyakitkan, karena hanya ilusi yang timbul karena kemabukan. Saat sadar semuanya tak ada, dan takan pernah ada…..


Inilah aku, berjalan menikmati sebuah cerita. Entah untuk apa orang-orang itu datang dan bercerita tentang hidup mereka yang juga tak sungguh bahagia. Karena sebuah cinta yang sebagian telah hancur dan rasa sakitnya telah sangat lancang meremukan sebuah epos yang selamanya ingin di ingat. Namun aku hanya bisa tersenyum, menatap aneh dengan keberadaanku yang sangat tenang dalam sebuah kumpulan yang asing. Entah dengan sangat sadar atau tidak aku berada pada lingkaran ini, aku tak tahu dan sepertinya aku memang mulai belajar untuk berharap dan mengubur semua masa lalu yang sakit dan rusak. Kurasa aku mulai mencintai, namun entah kepada siapa dan apa..?


Namun sayang, semakin aku dalam bermain dengan semuanya. Semuanya kosong. Semuanya hampa. Ini lebih mirip kemabukan yang akut dan tak kan pernah membuatku sembuh. Aku tak suka, karena aku cukup mampu mengenal keterbatasan yang ada. Aku tak ingin sakit dalam fantasi ini, aku telah cukup gila dengan semuanya. Kurasa aku mulai takut, aku takut jika akhirnya aku tetap berada disini dan mereka mulai lupa denganku. Dan memang aku takut dilupakan. Takut jika sekali lagi menjadi amnesia saat kurasa aku memang ada untuk sendiri. Baik dulu maupun sekarang…


“Sleeper”, sebuah pilihan dalam sebuah keterbatasan. Tak ada rasa percaya, jauh dari rasa berharap karena berharap itu sakit. Dan sekarang aku mulai lupa semuanya, dengan kenangan masa kecilku, dengan kenangan masa sekolahku, dan aku lupa dengan apa saja yang pernah kulakukan selama aku kuliah.


Wajah yang datar, tanpa ekspresi. Hanya penggalan wajah termangu saat menemui percakapan yang telah selesai walau sesekali membuat tertawa. “sedang apa sesaat tadi?”, “apakah benar tadi aku tertawa?”, penggalan kalimat-kalimat pendek dalam sebuah cerita pendek. Dalam sebuah khayalan manis, hidup dalam imajinasi yang semuanya ilusi, namun itulah dunia yang berisi ”Aku”. Sesosok manusia yang telah lupa, yang telah lama amnesia, lebih suka cerita pendek karena tak ada hati yang terlanjur dalam. Karena lama hanyalah menunggu waktu, karena pasti berakhir. Karena lama hanya mengingatkan akan tak adanya kehidupan yang abadi. Yang ada hanyalah kehidupan yang sempurna, sempurna karena sebuah hidup yang pasti berakhir, yang sempurna karena masih sempat merasakan cinta dan patah hati, dan yang sempurna karena masih sempat memiliki mimpi sebelum hancur karena keputusasaan.


Sudah lumayan panjang tulisanku ini. Entah sebenarnya sedang membahas apa, karena aku mulai lemah dalam mengingat, sepertinya sedang kacau. Ah, biarlah. Sedikit mengeluarkan apa yang terpikirkan, menuangkanya dalam deret kata yang semoga bisa di baca. Semoga.


Kisahku, kisah singkat yang tak penting.

Kisah singkat dari seseorang yang mungkin telah amnesia.

Seseorang yang mulai bertanya sekali lagi tentang “untuk apa aku ada disini?”

Karena, sepertinya aku mulai jatuh cinta..

Namun entah kepada siapa…?

Apakah kamu, dia, ia,?

Ah, aku lupa……….

Aku ingin tidur..

Tidak ada komentar: